Oleh: Rudi Iskandar, S.Kom – Kawan Perubahan Indonesia
Dengan berakhirnya Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun, kini masyarakat Indonesia seakan menghirup udara bebas dengan mundurnya presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 atas desakan mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat.
Ulasan Sejarah Reformasi
Setelah Soeharto lengser, BJ Habibie yabg menggantikan posisinya saat itu, mengadakan berbagai perubahan politik untuk mendongkrak simpati rakyat terhadap pemerintahannya dan lambat laun melahirkan harapan positif rakyat terhadap eksistensi pemerintahan yang dipimpin Habibie.
Harapan itu dinilai sebagai peluang baru bagi masyarakat Banten untuk merealisasikan keinginan yang lama terpendam.
Sehari setelah Presiden Soeharto lengser, ribuan masyarakat Banten dengan dipimpin H. Embay Mulya Syarif dan sejumlah tokoh muda Banten, mendatangi Senayan untuk menyatakan dukungan kepada Habibie.
Kunjungan Kerja BJ Habibie ke Banten
Pada awal tahun 1999, Presiden B.J. Habibie merencanakan kunjungan kerja ke Banten.
Hingga pada akhir bulan Januari 1999, H. Embay Mulya Syarif dengan disertai beberapa Kiai dan tokoh lainnya dipanggil ke Istana Presiden dalam rangka persiapan kunjungan ini.
Sebagaimana direncanakan pada hari Jumat, 5 Februari 1999 Presiden B.J. Habibie berkunjung ke Banten.
Tempat pertemuan yang dipilih adalah Pondok Pesantren Darul Iman Pandeglang yang dipimpin K.H. Aminuddin Ibrahim.
Sesuai dengan skenario yang sudah dirancang, di hadapan Gubernur Jawa Barat dan para menteri yang datang, dalam kesempatan itu, Presiden B.J. Habibie tidak menolak usulan itu, hanya menyatakan bahwa usulan itu harus melalui mekanisme konstitusional.
Masyarakat Banten merasa mendapat angin segar dengan respons Presiden RI ke-3 itu. Hal ini diberitakan di berbagai media cetak di Banten dan media elektronik. Surat kabar mingguan Banten Ekspres, memuat berbagai berita tentang kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan rencana pembentukan Provinsi Banten.
Kesimpulan
Dari ulasan diatas, penting untuk menanamkan semangat dalam mengingat reformasi ’98 ini adalah seperti apa tujuan dari reformasi itu sendiri, diantaranya penegakan hukum tanpa pandang bulu dan pemberantasan korupsi kolusi dan nepotisme.
Kita sebagai pemuda harus mewarisi semangat reformasi 98 ini, karena tidak sedikit pengorbanan perjuangan mahasiswa dan rakyat Indonesia untuk untuk melahirkan reformasi 98 tersebut.
Dimana dalam era sekarang ini, tentunya harus kita isi dengan hal-hal yang baik, era sekarang kita bebas berbicara tapi mari kita gunakan kebebasan itu dengan hal-hal yang positif, baik di lingkungan, daerah atau dalam berbangsa dan bernegara. (***)