CILEGONSATU.ID – Warga Kebonsari, Kecamatan Citangkil menggelar aksi demo di depan gerbang PT Krakatau Tirta Industri (KTI), Selasa (23/1/2024).
Aksi yang mereka gelar dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang diambil PT KTI terkait rekruitmen tenaga kerja atau karyawan baru.
Kordinator Aksi Iqbal Moreno mengungkapkan, dalam perekrutan yang dilakukan, PT KTI tidak ada komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat setempat.
Sehingga hal tersebut diangggap lancang dan arogan.
“Tidak melibatkan lingkungan terkait perekrutan 40 karyawan baru, dengan alasan mutasi dari KS. Pekerjaan yang biasa dikerjakan di KTI, sekarang ini banyak dari luar pengusahanya dan tidak melibatkan lingkungan sekitar. Diduga bawaan orang KTI,” kata Iqbal.
Iqbal menyampaikan perlu melakukan aksi karena saat mencoba melakukan komunikasi melalui telepon atau audiensi tidak diindahkan oleh PT KTI.
“Kami menuntut karena KTI membuang limbahnya di Kebonsari,” tandasnya.
Iqbal yang juga merupakan Ketua Komunitas Pemuda Kebonsari (KPK) menambahkan, selama 50 tahun KTI berdiri posisi Komisaris Independen belum pernah diberikan untuk warga Kebonsari. “Semenjak sebagian sahamnya dipegang Chandra Asri, KTI jarang melibatkan masyarakat dalam beberapa kegiatan atau aktifitas pekerjaan atau yang lainnya,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Mulyadi Sanusi atau yang akrab disapa Cak Moel membeberkan, beberapa tuntutan terhadap PT KTI.
Salah satu tuntutan tersebut diantaranya adalah menuntut PT KTI harus mengangkat komisaris independen dari tokoh Kebonsari.
“Kedua ada tenaga kerja permanen didatangkan dari KS dan itu tidak ada koordinasi dengan lurah, pemerintah dan masyarakat sekitar. Sehingga membuat masyarakat gaduh karena seharusnya yang lokal yang diangkat permanen,” kata Cak Moel.
Pihaknya juga meminta Direktur Operasional PT KTI dipecat karena dianggap tidak mau menerima masyarakat dan pemuda lokal.
“Terakhir, harus melibatkan pengusaha lokal karena memang lagi-lagi, mereka yang dari luar kota, dari jauh. Padahal di Kebonsaru banyak pengusaha. Kami warga pribumi akan tetap melawan kalau tidak ada respon dari KTI dengan menggelar aksi berjilid dan massa lebih banyak lagi,” tegasnya. (Red)